STOP VANDALISME LINGKUNGAN HIDUP

STOP VANDALISME LINGKUNGAN HIDUP

Berfoto-foto ria dengan latar belakang berupa pemandangan alam yang natural bagi pegiat alam/bacpaker/turis/traveler atau apapun sebutan lainnya, merupakan suatu hal yang wajib sebagai bentuk bukti bahwa mereka telah pernah singgah ditempat tersebut, Namun apa jadinya jika kita ingin mengabadikan moment-moment tersebut tapi latar belakang kita merupakan gua atau tebing indah yang telah dicorat-coret pengunjung sebelumnya, pasti sangat mengurangi keindahan LINGKUNGAN. Salah satu bentuk kegiatan merusak adalah VANDALISME.

Menurut situs Wikipedia Indonesia 2013 Vandalisme adalah "suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa Vandal, pada zaman Romawi Kuno, yang budayanya antara lain: perusakan yang kejam dan penistaan terhadap segala sesuatu yang indah atau terpuji. Vandalisme berasal dari kata bahasa Inggris: vandalism dan ada kaitannya dengan: perusakan; sifat suka merusak (perusak, merusak, dan bersifat merusak). Tindakan yang termasuk di dalam vandalisme lainnya adalah perusakan kriminal, pencacatan, grafiti, dan hal-hal lainnya yang bersifat mengganggu."

Sedangkan kata arti Lingkungan Hidup yang lebih mendalam menurut Undang-undang No 23 tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah " kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya."

Jadi dapat disimpulkan bahwa Vandalisme Lingkungan Hidup adalah " Suatu sikap atau kebiasaan merusak suatu kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan mahluk hidup yang telah tercipta indah sehingga mengakibatkan kerusakan atau penurunan kualitas."

Penyebab terjadinya Vandalisme Lingkungan Hidup oleh pegiat alam antara lain :

1. Salah satu bentuk eksistensi suatu kelompok atau individu pegiat alam di suatu wilayah. Sebenarnya bukan hal yang salah membuktikan keberadaan diri karena suatu golongan atau individu memang memerlukan pengakuan dari lingkungan sekitar bahwa mereka ada, namun cara yang salah mengakibatkan perusakan terhadap lingkungan hidup itu sendiri. Seperti melakukan corat-coret di sebuah batu atau pohon dengan menuliskan nama kelompok atau nama perorangan;
2. Pembuktian diri. Membuktikan diri kepada orang lain bahwa kita telah sampai di suatu tempat dengan membawa benda-benda yang ada disekitar wilayah tersebut merupakan sikap yang tidak etis, seperti memetik bunga edelwis sebagai bukti telah pernah mendaki gunung yang terdapat bunga edelwis, atau mematahkan Stalaktit gua untuk kenang-kenangan. Cara yang lebih etis adalah mendokumentasikan dengan kamera, handycam, tulisan ilmiah maupun tulisan perjalanan pribadi;
3. Kurangnya Kesadaran para pegiat alam. Para pegiat alam biasanya kurang menyadari pelestarian lingkungan sehingga seenaknya melakukan tindakan vandalisme seperti membuang sampah sembarangan di hutan, membunuh hewan atau merusak tumbuhan padahal bukan dalam kondisi bertahan hidup atau survival;Iseng-iseng atau jahil. Kegiatan yang tidak bisa dibenarkan, karena tanpa alasan yang jelas mereka melakukan perusakan atau penurunan kualitas lingkungan hidup;
4. Dll.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari Vandalisme Lingkungan Hidup sudah sangat terasa di kehidupan kita seperti.

1. Hilangnya keindahan suatu objek wisata alam;
2. Terjadinya Fenomena alam yang bersifat merugikan seperti banjir, longsor, dll;
3. Langkanya suatu Sumber Daya Alam atau bahkan berakibat pada punahnya suatu Sumber Daya Alam seperti terjadinya kelangkaan flora dan fauna, hingga punahnya Harimau Bali, Harimau Jawa, dll.

Jika kita melihat VANDALISME LINGKUNGAN HIDUP dari sudut pandang PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP, maka yang ada hanyalah DAMPAK NEGATIF YANG MERUGIKAN KITA SEMUA.

STOP VANDALISME LINGKUNGAN HIDUP

Referensi :

• http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Vandalisme;
• Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.